Cukup satu cinta
Ayah…
Dahulu cinta yang kau tunjukan, sesekali tak bisa kuraba oleh pikirku
Hampir tak pernah kudengar sekalipun bisik cinta dari mulutmu
Yang ku bayangkan tak lagi cerita manis yang sewajarnya
Jika itu cerita fiktif, maka ketaklogisan sinetron yang akan kuputar dalam otaku
bagiku cinta adalah hakikat dari tindakanmu
Ayah…
kehausan cinta membuat Allah menghujankan cinta-Nya
Cinta-Nya mengurai dalam rongga tubuhmu
Senyum yang dulu pernah terlupakan dari ingatanku
Hadir tanpa undangan, pertanyaan yang hampir tak pernah kau jawab
Mengalir jawaban-jawaban yang indah
Bukan lagi ketakutan yang menjauhkanku dari laranganmu
Cinta tak lagi terpaksa
Dia hadir mengiringi setiap langkah baktiku kepadamu
Ayah…
Hari ini, kau makin lanjut dalam pangkuanku
Namun, batinku tak mampu untuk mengartikan pesan yang ingin kau sampaikan
Logikaku tak sampai untuk memikirkan tindakmu
Rasaku sulit untuk memahami perkembanganmu
Ayah…
Materi apa yang sedang kau ajarkan dalam hidupku?
Menulis?
Menghitung?
Membaca?
Ayah…
Air mata tak cukup untuk menuliskan kesedihanku
Jemari tak cukup untuk menghitung prasangka dari maksudmu
Mataku buta untuk membaca setiap perilakumu
Ayah…
Sudahilah hawatir yang bergemuruh di benakku
Cukuplah kau mengajarkanku makna hidup abadi tanpa sesal
Cukup satu cinta kau persembahkan…!
Satu cinta untuk ibu…
Satu cinta untuk anakmu…dan
Satu cinta untuk Tuhanmu…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar