Minggu, 26 Februari 2012

kebenaran hanyalah milik Allah



Kambing Hitam
06 Februari 2012
Oleh: Isnaeni Fajrin
“Dan musibah apapun yang menimpamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri dan Allah memaafkan banyak kesalahan-kesalahanmu.” (QS. 42:30)
Musibah adalah segala hal yang menimpa manusia yang berakibat tidak menyenangkan dan merugikan. Misalnya bencana alam, penipuan, penghinaan, pengkhianatan, perselingkuhan, nilai UAS kurang baik, acara yang diselenggarakan belum berhasil, kurangnya dana, HP rusak sampai kerugian dan ketidak nyamanan sekecil apapun. Hal semacam ini  merupakan sesuatu  yang kesalahannya tidak bisa dilontarkan kepada orang lain. Masih ingatkah dengan kisah disiksanya kaum Bani israil? Dalam sebuah hadist dikatakan:
“Dari ibnu mas’ud ra., Rosulullah SAW. Bersabda, “penyebab utama kehancuran bani israil adalah jika orang saleh diantara mereka bertemu dengan pelaku maksiat, ia berkata, “takutlah kamu kepada Allah, jangan berbuat begitu, karena hal itu tidak halal bagimu!” kemudian esoknya orang saleh itu bertemu kembali dengan orang itu dalam keadaan sama, tetapi ia tidak melarangnya bahkan orang saleh itu makan, minum, dan duduk bersamanya. Ketika mereka berbuat demikian, Allah swt. Menyatukan hati mereka (hatinya disamakan dengan pelaku maksiat tersebut). Kemudian Rasululloh saw. Membacakan ayat yang artinya, “telah dilaknat orang-orang kafir dari kaum Bani israil melalui lisan dawud dan isa putra maryam. Hal itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas. Mereka tidak saling melarang kemunkaran yang mereka lakukan. Sungguh sangat buruk apa yang mereka lakukan itu. Engkau lihat kebanyakan dari mereka mengangkat orang-orang kafir menjadi pemimpin. Sungguh amat buruk apa yang mereka sediakan bagi diri mereka, yaitu murka Allah ke atas mereka dan mereka kekal dalam adzab. Dan jika mereka beriman kepada Allah,kepada Nabi,dan apa-apa yang diturunkan kepadanya, tentu mereka tidak akan mengambil orang-orang kafir menjadi pemimpin.tapi kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.” Kemudian Nabi saw. Bersabda, “ingatlah! Demi Allah, kalian harus mengajak kepada kebaikan dan mencegah keburukan, cegahlah mereka yang berbuat zhalim dan serulan mereka kepada kebenaran yang hakiki.” (HR. Abu Dawud, Thirmidzi)
Dalam hadist tersebut Mereka bukannya tidak beramal shaleh namun mereka tidak mau melarang orang disekitarnya untuk tidak bermaksiat, jadi bukan kesalahan penuh orang yang  bermaksiat (karena orang bermaksiat sudah salah), kesalahan Bani Israil sendiri yang tidak mau menjalankan tugas seorang muslim yaitu amar ma’ruf nahi munkar. Selain itu dalam al-qur’an juga termaktub:
“Keduanya berkata “Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Al-A’raf: 23)
Ayat di atas merupakan do’a Nabi adam dan Siti hawa yang saat itu telah tergoda oleh bujuk rayu iblis untuk memakan buah khaldi yang didalam ayat sebelumnya Allah telah melarang mereka berdua untuk memakannya. Dalam kasus ini Nabi adam dan Siti hawa tidak saling menyalahkan ataupun menyalahkan iblis, tetapi yang dilakukan keduanya adalah bertobat dan menyadari bahwa hal itu terjadi adalah akibat dari kesalahan mereka masing-masing. Dari contoh-contoh tersebut jelaslah bahwa al-qur’an dan al-hadist telah mengajarkan kita untuk tidak menyalahkan siapapun ketika datangnya musibah.
Setiap manusia pasti mengalami dua fase dalam kehidupannya, yaitu kesenangan dan kesengsaraan (musibah). Kedua fase ini merupakan ujian yang pasti akan dijalaninya dalam rangka kenaikan pangkat iman, mampukah ia dalam menghadapinya ataukah ia terpuruk dalam lubang kenistaan? Untuk itu agar kita mampu naik kepada pangkat iman selanjutnya ada beberapa hal yang bisa kita lakukan dalam menghadapinya, salah satunya untuk menghadapi musibah, yaitu:
1.       Introspeksi / muhasabah / evaluasi dalam rangka mengambil hikmah, hal ini bisa diterapkan dalam berbagai kondisi baik untuk diri sendiri, keluarga, masyarakat, organisasi, dan Negara. Dalam rangka evaluasi ini ada beberapa hal yang perlu kita hindari dan lakukan, diantaranya:
a.       Jika yang dievaluasi adalah diri sendiri, Jangan pernah menjudge diri karena dengan perbuatan seperti ini akan mengakibatkan frustasi bukannya memperbaiki diri;
b.       Jika yang dievaluasi adalah lingkup organisasi/keluarga (sekelompok manusia), jangan pernah misalnya mengatakan “saya kecewa” dan “kinerja anda tidak baik”, karena hal tersebut adalah salah satu factor pemicu permusuhan dan perasangka buruk antara anggota, bukannya memperbaiki melainkan menanamkan bibit permusuhan. Pada dasarnya setiap individu adalah uniq, meski sekalipun tugasnya sama mereka mempunyai cara tersendiri untuk menghadapinya dan hasil yang ditorehkannya pun akan berbeda, mereka mempunyai kreativitas masing-masing tidak berhak untuk dicerca, sekalipun ingin mengkritik hanya cocok dijadikan nasihat yang menentramkan dan caranya pun tidaklah dilakukan didepan umum selain memojokannya bisa pula membuat dirinya kecil baik untuk dirinya ataupun orang lain. Anas bin Malik r.a,. pelayan Nabi saw. Berkata, “aku melayani Rosulullah sepuluh tahun, dan beliau orang yang paling baik akhlaknya. Aku bersama beliau saat bepergian dan bermukim. Demi Allah, beliau tidak pernah mengomentari apa yang kulakukan: mengapa kau lakukan ini? Beliau tidak pernah mencercaku, tidak pernah memukulku, tidak pernah menghardiku, dan tidak pernah bermuka masam didepanku………(HR. ahmad) dalam buku (100 tokoh zuhud, Muhamad shiddiq al-Minsyawi hal. 11);
c.       Yang harus dimusyawarahkan atau direnungkan dalam evaluasi adalah hikmah apa yang bisa diambil dari kegiatan dan alternative solusi yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kesalahan yang sudah terjadi;
2.       Bertobatlah.
            Dimulai dari sekarang juga bersyukurlah atas musibah yang kita dapatkan, dengan cara seperti itu kita akan belajar untuk tidak mengambing hitamkan orang lain (karena manusia bukan kambing, dan cukuplah kambing hitam itu hanya ada dalam dunia perkambingan), dan hidup semakin tenang, tentram serta terhindar dari kecewa dan penyesalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar